DEMI MERAH PUTIH
Di suatu daerah di Surabaya, ada sebuah sahabat yang sangat kompak yaitu Andi, Doni, Yudi dan Edi. Mereka tinggal di kelurahan Semanggi bersama orang tua meraka. Shabat itu mempunyai nama yang unik, yaitu empat hijau. Mereka memberi nama sahabatnya empat hijau karena meraka sangat peduli dengan lingkungan yang hijau.
Hari Sabtu adalah hari istimewa bagi mereka, karena mereka akan menerima nilai-nilai yang telah mereka dapatkan pada saat mereka ulangan. Dan ternyata Doni mendapatkan rangking satu, itu adalah suatu keberuntungan yang telah menimpanya selama ia duduk di kelas sembila SMP. Setelah itu mereka juga mendapatkn keberuntungan tambahan terutama Doni. Keberuntungan itu adalah libur akhir semester I.
“ Yeaaaah....akhirnya...” Teriakan Sang Empat Hijau.
Lalu mereka pulang kerumah masing-masing bersama-sama dengan gembira.
Setelah itu Andi, Yudi dan Edi pergi kerumah Doni untuk merencanakan kegiatan pada saat liburan akhir semester I.
Yudi bertanya kepada Doni, “ Don, apa yang kita lakukan pada saat liburan? ”.
Lalu Doni menjawab, “ Emm... kalau aku sih ingin pergi ke suatu desa di luar kota. “
Andi menjawab, “ Wah bagus tuh... “.
Dan Edi bertanya, “ Bagai mana kalau kita pergi kemping ke daerah Jogjakarta? “.
“ Baiklah....” Jawaban Doni, yudi dan andi dengan kompak.
Keesokan harinya Doni, Andi, Edi dan Yudi pergi pukul 08:00 WIB dengan Bis kota. Pada saat di tengah-tengah perjalanan ada kendala yang di alami oleh mereka. Kendalanya yaitu satu ban belakang dari Bis kota itu bocor dan harus mengganti ban cadangan yang ada. Setelah dua jam lebih berlalu bispun mulai berjalan lagi. Namun ketika hampir sampai pada tujuanya, ada masaah lagi yang menimah mereka. Dan masalahnya adalah Bis kota itu kehabisan bahan bakar dan harus membeli bahan bakar di salah satu tempat pom bensin dengan menggunakan jerigen. Tetapi pom bensin tersebut sangat jauh sekitar 5 kilometer. Karena mereka tidak sabar lagi untuk ke tujuan mereka, maka mereka harus berjalan walau perjalanan masih jauh.
Pada pukul 13:00 Empat Hijau beristirahat di bawah pohon yang sejuk dan makan dengan bekal yang mereka bawa dari rumah. Setelah beristirahat mereka melanjutkan perjalanan mereka. Lalu pada saat pukul 17:00 mereka telah sampai di desa Sari Ijo. Mereka kebingungan untuk mencari tempat peristirahatan malam mereka.
“ hey Andi... “ Sapaan seorang anak kepada Andi.
Andi menjawab, “ Tunggu.... sepertinya aku kenal kamu, tapi siapa ya?...”.
Anak itu lalu menjawab, “ Aku ini Anggi teman SD mu dulu yang setelah itu pindah ke jogjakarta!....”.
Andi menjawab, “ Oo.... Anggi. Oh iya kenalin ini teman-temanku Doni, Yudi dan Edi.” .
Setelah itu Anggi berkata kepada Doni, Yudi dan Edi, “ Salam kenal....”.
“ Ya sama-sama...” Doni, Yudi dan Edi menjawab bersama-sama.
Setelah Anggi kenal dengan Doni, Yudi dan Edi, anggi mengantarkan mereka ke rumah orang tuanya untuk menginap pada saat malam hari.
Sesampai di rumah orang tuanya Anggi mengenalkan mereka kepada orang tuanya. Setelah berkenalan mereka diajak makan malam. Pada saat itu makanannya sangat sederhana, tetapi walaupun makanan pada saat itu sangat sederhana, rasanya tidak kalah enaknya dengan masakan- masakan yang berada di restoran-restoran Jakarta. Selain enak, makanan ini sangat sehat karena makanan ini tidak menggunakan bahan makanan cepat saji, melainkan menggunakan bahan makanan alami dari alam.
Setelah makan-makan dan ngobrol-ngobrol tentang Si Empat Hijau, Empat Hijau langsung diantarkan ke kamar mereka.
“ Dimana sih, kamarnya?... “ Tanya Andi.
“ Itu di belakang “ Jawab Anggi.
“ Loh, kok gelap.. “ Kata Edi.
“ Yah… minyak lampunya habis… “ Kata Anggi.
“ Yahhh….. “ Kata Si Empat Hijau sambil kecewa.
“ Tunggu dulu ya… biar aku isi dulu minyaknya! “ Ujar Anggi.
“ Iya… jangan lama-lama ya… “ Kata Doni.
Setelah lama ditunggu oleh Si Empat Hijau, minyaklampunya sudah terisi dan lampu pun siap digunakan, lalu mereka kembali diantarkan ke kamar mereka.
Sesampai di kamar, mereka langsung berebutan tempat untuk tidur. Setelah menemukannya mereka langsung tertidur dengan pulas. Pada saat Andi, Doni dan Yudi tertidur dengan pulasnya, ternyata Edi ingin buang air kecil. Tetapi masalahnya, Edi tidak berani karena kamar mandinya ada di belakang rumah yang sangat gelap serta menyeramkan. Dan Edi pun langsung kembali ke kamar dengan tergesah-gesah.
Keesokan harinya, Empat Hijau langsung mandi tapi,
“ Hey, aku duluan” Kata Edi sambil berlari lalu memasuki kamar mandi.
” Ada apa ya… dengan Edi? “ Kata Yudi.
Setelah di tunggu oleh Andi, Doni dan Yudi , Edi pun selesai dan selanjutnya adalah giliran Yudi.
“ Aduh….. “ Teriak Yudi dengan kesalitan.
Ternyata Yudi terpeleset di depan kamar mandi, dengan secepatnya Andi, Doni dan Yudi segera menolongnya.
“ Yudi, jangan lari dong… gini ni….. akibatnya…… “ Kata Doni.
“ Iya, terimakasih ya sudah menolongku… kalian memang sahabat terbaiku. “ Kata Yudi dengan tersenyum.
“ Jangan diulangi lagi ya… “ Ujar Andi.
Setelah mandi, mereka diajak Anggi berjalan keliling desa Sari Ijo. Pada saat mereka mereka di dekat sungai, mereka melihat sampah-sampah yang berserakan. Itu adalah suatu hal yang sangat memprihatinkan bagi mereka. Mereka juga melihat sampah yang ada di selokan. Dan mereka juga melihat hal-hal yang memprihatinkan lainya yaitu, mereka melihat banyak pohon yang ditebang oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Lalu mereka melanjutka perjalanan mereka. Saat mereka melanjutkan perjalanan, mereka melihat anak-anak yang bermain mainan tradisional Jogjakarta. Menurut anak-anak tersebut mainan ini lebih murah dan mereka pun membuatnya sendiri. Setelah berlama-lama, mereka kembali ke rumak untuk sarapan bersama.
Sesampai di rumah, mereka langsung menyantap makanan dengan lahap karena mereka sangat lapar.
“ Hey, itu punyaku… “ Kata Yudi sambil menunjuk laukpauk.
“ Enak saja, ini punyaku…. “ Kata Edi sambil memegang lauknya.
“ He, jangan bertengkar! Ini loh masih banyak! “ Ujar Ibu Anggi.
Karena ibu-nya Anggi Yudi dan Edi tidak lagi bertengkar dan mereka pun melanjutkan makanya.
Setelah makan Si Empat Hijau pergi ke dapur untuk membantu ibu-nya Anggi membuan kue tradisional untuk dijual keliling desa. Tapi tidak jadi membantu malah jadi perang tepung. Memang wajar, karena mereka masih bingung membuat kuenya. Lalu mereka diperintahkan untuk pergi ke kursi depan sambil menunggu kuenya matang. Setelah lama ditunggu oleh mereka, kue pun telah jadi lalu mereka mencobanya dan ternyata,
“ Heeemm… enak…. “ Kata Doni.
Setelah mereka mencoba kuenya dicoba oleh Si Empat Hijau, mereka dan Anggi siap membantu ibunya berjualan kue.Lama berjalan, tiba-tiba
“ Bu, beli…. “ Teriakan pembeli.
Ternyata yang beli banyak, Ibu sampai kuwalahan melayaninya.
Setelah lama melayani pembeli sampai kuenya habis, mereka semua kembali ke rumah untuk makan siang bersama. Sesampainya mereka langsung istirahat, mungkin karena membantu Ibu tadi tapi mereka membantunya dengan ikhlas. Karena menurut mereka membantu Ibu tadi dapat menambah pengalaman yang belum pernah mereka alami sebelumnya.
“ Serbuuuuu……” Teriak Empat Hijau dan Anggi sambil menyantap makanan.
Pada saat mereka enak makan tiba-tiba, terdengar suara ketukan pintu, ternyata yang dating adalah pak kades. Maksuud kedatanganya kemari ingin meminta bantuan untuk bergotongroyong membesihkan desa. Empat Hijau juga tidak mau ketinggalan, diajuga ikut membersihkan desa bersama-sama. Tidak lain dan tidak bukan, mereka mlakukan itu semua demi Tanah Air tercinta ini.
“ Ngomong-ngomong pelaksanaanya kapan ya pak ? “ Tanya Ibu Anggi.
“ Iya pak, kapan? “ Tanya Anggi.
“ Kalau pelaksanaanya sih, Selasa besok ? “ Jawab Pak Kades.
“ Kami siap membantu!!!!!!! “ Seru Empat Hijau.
“ Kalian memang anak yang baik. Oh iya, besok jam 06.00 langsung mulai bersih- bersihnya. “ Kata Pak Kades kepada Empat Hijau dan Anggi.
“ Kita tidak akan telat! “ Kata Doni.
Keesokan harinya pukul 06.00 mereka mulai bersih-bersih bersama.
“ Ayo semangat-semangat semua!.... “ Teriak pak kades untuk menyemangati para warga.
Para warga sangat semangat menjalaninya, apalagi Si Empat Hijau mereka senang membantunya demi hijaunya Indonesia.
“ Pak Kades, pohonya kapan dating?” Tanya Andi.
“ Mungkin sekitar jam 09.00. “ Jawab Pak Kades.
“ Pak, lebih baik singainya juga dibersihkan agar ikan-ikan yang ada di sungai lebih banyak dan hidup. “ Ujar Yudi.
“ Iya pak! “ kata Doni.
“ Ya, silahkan. Tapi harus juga hati-hati karena di sungai banyak batu yang licin. “ Kata Pak Kades.
Setelah lama mereka membersihkan sungai terdengar suara klakson mobil “ tiiiin tiiiiiin “. Ternyata itu adalah mobil pick up yang mengangkut pohon-pohon yang akan ditanam.
“ Pak, pohonya sudah datang! “ Kata Edi.
“ Oh iya, para bapak mohondibantu menurunkan pohonya! “ Seru pak Kades kepada warga pria.
“ Pak kita ikut menanam boleh gak pak? “ Tanya Andi.
“ Iya boleh. “ Jawab Pak Kades.
Mereka pada saat menggali lubang untuk penanaman pohon, sangat bersemangat. Pak Kades pun sampai tersenyum melihatnya. Mereka sangat senang membantu desa Sari Ijo.
“ Kalau sudah lelah, kalian istirahat dulu disana sambil makan dan minum. “ Ujar Pak Kades.
“ Iya, pak. Kebetulan kita juga lagi lapar. “Kata Doni.
Setelah lama mereka makan, tiba-tiba ada mobil yang berjalan di jalan dekat lokasi penanaman pohon, ternyata itu adalah mobil Ibunya Doni yang menjemput Si Empat Hijau,
“ Ibu…. “ teriak Doni kepada Ibunya.
“ Akhirnya kamu ketemu juga nak…. Mana yang lain ? “ Tanya Ibu sambil terharuh.
“ Andi, Yudi, Edi. Sini… Anggi juga. “ sapa Doni
“ Loh, kamu kan yang waktu itu bertemu dengan saya? “ Tanya Ibu.
“ Iya saya Anggi. “ Jawab Anggi
“ Terima kasih ya Anggi telah memberitahukan keberadaan Doni. “ Ucapan terimakasih Ibu.
“ Iya sama-sama. “ Jawab Anggi.
“ Selamat tingggal Anggi ucapkan salam ku kepada Ibumu ya. Terimakasih telah memberikan kami tempat penginapan. “ Amanah Doni.
“ Pasti! “ Janji Anggi.
Mereka pun kembali ke Surabaya. Walau mereka tidak jadi kemping, tetapi mereka sangat senang. Karena mereka telah mengalami suatu hal yang belum mereka rasakan sebelumnya. Menurut mereka itu adalah suatu cahaya yang menuntun mereka ke depanya nanti.Mereka berjanji akan menjaga Tanah Air ini sampai akhir hayat mereka. Mereka pasti akan menjadi anak kebanggaan orang tua karena sifat baik mereka yang sangat-sangat harus ditiru oleh anak-anaksejak dini.
Cerita oleh : mbagus zulmi ( Muhammad Bagus Zulmi )